FUNGSI PSIKOLOGI ISLAM
Psikologi
Islam tentu tidak dapat dipisahkan dari psikologi yang sudah ada. Namun
demikian, perannya bukan sebagai pengekor psikologi kontemporer-sekular.
Teori-teori yang tidak bertentangan dengan nilai-nilai Islam tentu tidak
disangkal. Teori-teori yang belum lengkap perlu disempurnakan, sedangkan
teori-teori yang salah kaprah perlu diluruskan berdasarkan nilai-nilai Islam.
Di sinilah mengapa penelitian menjadi sangat penting, yaitu agar kita yang bersemangat
mengislamisasi psikologi tidak sembarang menyalahkan atau menganut suatu teori.
Sebagai sebuah ilmu, sama seperti ilmu-ilmu lainnya
psikologi berfungsi sebagai berikut:
a.
Fungsi
Pemahaman. Mampu menerangkan berbagai gejala perilaku manusia, corak relasi,
dan kehidupannya.
b.
Fungsi
Pengendalian. Memanfaatkan temuannya untuk meningkatkan kesejahteraan mental dan
kehidupan manusia, serta mencegak praktik yang tidak benar dan efek negatif
dari psikologi itu sendiri dan ilmu lainnya.
c.
Fungsi
Peramalan. Membuat perkiraan tentang pola perilaku manusia dalam berbagai
situasi dan akibat-akibatnya di masa depan berdasarkan data yang akurat.[1]
Psikologi Islam juga dikembangkan berdasarkan
fungsi tersebut di atas, tetapi fungsinya sendiri lebih ditingkatkan dengan
menambahkan fungsi pengembangan dan pendidikan, yaitu:
a.
Fungsi
Pengembangan. Memperluas dan mendalami ruang lingkup Psikologi Islami, menyusun teori-teori baru, menyempurnakan metode,
dan menciptakan teknik dan pendekatan psikologis terhadap permasalahan manusia
yang lebih kreatif.
b.
Fungsi
Pendidikan. Melalui teori-teorinya, Psikologi Islami berusaha meningkatkan
kesejahteraan hidup manusia dengan menerapkan prinsip “Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah
keadaan yang ada pada diri mereka sendiri,” (QS Al Ra’d (13): 11) melalui
berbagai upaya pendidikan, seperti belajar-mengajar, pelatihan, konseling,
psikoterapi, bimbingan, nasihat, pembiasaan, dan peneladanan. Usaha
mendidik manusia tidak hanya dilakukan dengan
memanfaatkan strategi-strategi pendidikan yang psikologis (seperti pemahaman
diri, pengubahan sikap, motivasi, penyelesaian masalah, dan penerimaan diri),
tetapi juga melibatkan asas-asas keagamaan (seperti ikhlas, sabar, syukur,
tawakal, berdoa, dan beribadah).[2]
Berdasarkan fungsi tersebut, tujuan utama dan misi
utama Psikologi Islam adalah mengembangkan
kesehatan mental pada diri pribadi dan masyarakat serta meningkatkan keimanan
dan ketakwaan kepada Allah.
Komentar
Posting Komentar