NILAI DAN KEBERNILAIAN

Manusia dalam kehidupannya erat kaitanya dengan nilai, entah itu menilai maupun dinilai. Nilai (value) termasuk kajian bidang filsafat, semua yang berkaitan dengan nilai dikaji dan dipelajari salah satu cabang filsafat yaitu Filsafat Nilai (Axiology, Theory of Value). Istilah nilai dipakai untuk menunjuk kata benda abstrak yang artinya “keberhargaan” (worth) atau kebaiakan (goodnes). Disamping itu juga menunjuk kata kerja yang artinya suatu tindakan kejiwaan tertentu dalam menilai atau melakukan penilaian, kalimat yang sering kita dengarkan “mahasiswa” sebagai contoh dari nilai yang lazim kita dengar dimanapun kita berada, pasar, perpustakaan, pondok-pesantren, bahkan pos ronda, dan terkhusus yakni di kampus, STIQ gitulolo
Pada hakikatnya nilai adalah sifat atau kualitas yang melekat pada suatu objek. Jadi, bukan objek itu sendiri yang dinamakan nilai. Sesuatu mengandung nilai artinya ada sifat atau kualitas yang melekat pada sesuatu tersebut. Misalnya, “pemandangan itu indah” dan “perbuatan itu bermoral” dan “mahasiswa  STIQ  An-Nur adalah mahasiswa yang aktivis”.
Pada kalimat “pemandangan itu indah” terdapat sifat indah yang melekat didalamnya (pemandangan) begitu pula dengan kalimat “perbuatan itu bermoral” didalamnya (perbuatan/tindakan) terdapat sifat susila dan juga “mahasiswa  STIQ  An-Nur adalah mahasiswa yang aktivis” didalamnya (mahasiswa  STIQ  An-Nur) terdapat sifat aktif. Dengan demikian nilai itu sebenarnya suatu kenyataan yang tersembunyi dibalik kenyataan-kenyataan lainnya. Nilai itu tercipta karena ada fakta-fakta atau kenyataan-kenyataan yang membawanya.
Kemudian yang menjadi pertanyaan re-misteri-us (saudaranya remisterio) untuk kita sebagai mahasiswa STIQ An-Nur, sudahkah kita dipandang oleh masyarakat sebagai mahasiswa yang bisa membuat Indonesia lebih maju?
Nilai mengandung cita-cita, harapan, dambaan, dan keharusan. Berbicara tentang nilai berarti kita bicara tentang hal ideal bukan tentang hal real. Nilai berkaitan dengan nilai normatif bukan kognitif, atau nilai berada dalam dunia ideal bukan dunia real. Meskipun demikian  diantara keduanya, antara dunia ideal dan dunia real, antara yang makna normatif dan kognitif saling berkaitan dan berhubungan erat. Artinya, yang ideal harus menjadi real, yang bermakna normatif harus direalisasaikan dalam perbuatan sehari-hari yang merupakan fakta.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

PENGERTIAN, RUANG LINGKUP DAN FUNGSI PSIKOLOGI ISLAM

PENGERTIAN, RUANG LINGKUP DAN KEGUNAAN FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM

PENGERTIAN PSIKOLOGI ISLAM