PENGERTIAN, RUANG LINGKUP DAN KEGUNAAN FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM

PENGERTIAN, RUANG LINGKUP DAN
KEGUNAAN FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas
Mata Kuliah Filsafat Pendidikan Islam
Dosen Pengampu Najwa Mu’minah, S.Th.I, MA
Semester IV, Kelas PAI C


Disusun Oleh:
Adi Riyansah (15.10.1016)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI ILMU AL QURAN (STIQ) AN-NUR
YOGYAKARTA
2017

KATA PENGANTAR
            Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang maha kuasa karena dengan limpahan rahmat dan karunianya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir Semester yang singkat ini, sebagai tugas pada mata kuliah “Filsafat Pendidikan Islam “ Shalawat dan salam kita sampaikan kepada junjungan Nabi Muhamnmad Saw Nabi yang pembawa pelita kepada umat yang berada dalam kegelapan rahmatan lil’alamin.
          Kemudian penulis banyak mengucapkan ribuan terima kasih kepada Dosen Pembimbing yang telah membimbing kami sehingga kami dapat menyelesaikan Tugas yang singkat ini, yang mungkin masih banyak kekurangan serta kesalahan baik dari segi penulisnya maupun kesalahan lainnya yang terdapat dalam makalah ini, untuk itu kami sangat membutuhkan sekali kritik beserta saran dari pembaca demi kesempurnaan Tugas yang akan datang, akhir kata penulis ucapkan terima kasih.

BAB I
PENDAHULUAN

Setiap orang memiliki filsafat walaupun ia mungkin tidak sadar akan hal tersebut. Kita semua mempunyai ide-ide tentang benda-benda, tentang sejarah, arti kehidupan, mati, Tuhan, benar atau salah,keindahan atau kejelekan dan sebagainya. Filsafat adalah sekumpulan sikap dan kepercayaan terhadap kehidupan dan alam yang biasanya di terima secara tidak kritis. Definisi tersebut menunjukkan arti sebagai informal. Filsafat adalah suatu proses kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan yang yang sangat kita junjung tinggi. Ini adalah arti yang formal. Filsafat adalah usaha untuk mendapatkan gambar keseluruhan. Filsafat adalah sebagai analisa logis dari bahasa serta penjelasan tentang arti kata dan konsep. Dari beberapa definisi tadi bahwasanya semua jawaban yang ada di filsafat tadi hanyalah buah pemikiran dari ahli filsafat saja secara rasio. Banyak orangtermenungpada suatu waktu.kadang-kadang karena ada kejadian yang membingungkan dan kadang-kadang hanya karena ingin tahu, dan berfikir sungguh-sungguh tentang soal-soal yang pokok.

BAB II
PENGERTIAN, RUANG LINGKUP DAN
KEGUNAAN FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM

A.    Pengertian Filsafat Pendidikan Islam
Secara harfiah, kata filsafat berasal dari Bahasa Yunani yaitu kata Philos yang berarti cinta, dan kata sophia berarti kebijaksanaan. Dengan demikian, filsafat bearti cinta terhadap kebijaksanaan.[1]
Selain itu terdapat pula teori lain yang mengatakan bahwa filsafat berasal dari Bahasa Arab Falsafah atau al hikmah yang berarti kebijaksanaan. Orang yang mencintai atau mencari kebijaksanaan atau kebenaran disebut filsuf .[2]
Beberapa definisi filsafat dapat dikemukakan sebagai berikut.
1.      Filsafat adalah proses pencarian kebenaran dengan cara menelusuri hakikat dan sumber kebenaran secara sitematis, logis, kritis, dan rasional.alat yang digunakan untuk mencari kebenaran adalah akal yang merupakan sumber utama dalam berfikir.
2.      Filsafat adalah pengetahuan tentang cara berfikir terhadap segala sesuatu atau sekalian alam.
3.      Filsafat adalah pengembaraan alam fikir manusia yang tidak mengenal kenyang dengan ilmu pengetahuan dan kebenaran yang hakiki.
4.      Filsafat adalah pencarian kebenaran dengan cara berfikir sistematis yang dilakukan secara teratur mengikuti system yang berlaku sehingga tahapan-tahapannya mudah diikuti.
5.      Pengertian formal dari filsafat adalah suatu proses kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan dan sikap yang dijunjung tinggi.
6.      Objek materi filsafat adalah segala sesuatu yang ada dan yang mungkin ada.
Sedangkan Pendidikan adalah usaha yang bersifat mendidik, membimbing, membina, mempengaruhi, dan memengarahkan setiap anak didik yang dapat dilakukan secara formal maupun informal. Lembaga pendidikan sekolah, keluarga dan masyarakat serta lingkungan sekitar dapat menjadi media pendidikan atau penyebaran ilmu pengetahuan.
Secara luas pendidikan adalah segala situasi dalam hidup yang mempengaruhi pertumbuhan seseorang. Pendidikan adalah pengalaman belajar. Oleh karena itu, pendidikan dapat pula didefenisikan sebagai keseluruhan pengalaman belajar setiap orang sepanjang hidupnya.dalam pengertian yang maha luas, pendidikan berlangsung tidak dalam batasan tertentu, tetapi berlangsung sepanjang hidup, sejak lahir (bahkan sejak hidup dalam kandungan) hingga mati. Dengan demikian, tidak ada batas waktu berlangsungnya pendidikan. Pendidikan berlangsung pada usia balita, usia anak, usia remaja, dan usia dewasa, atau seumur hidup manusia itu sendiri.[3]
Pendidikan islam artinya mentransformasikan nilai-nilai Islam terhadap anak didik dan lingkungan sekolah, lingkungan keluarga dan masyarakat. Yang bertujuan membentuk peserta didik yang berkepribadian muslim.

B.     Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan Islam
Penjelasan mengenai ruang lingkup ini mengandung indikasi bahwa filsafat pendidikan Islam telah diakui sebagai sebuah disiplin ilmu. Hal ini dapat dilihat adanya beberapa sumber bacaan, khususnya buku yang menginformasikan hasil penelitian tentang filsafat pendidikan Islam. Sebagai sebuah disiplin ilmu, mau tidak mau filsafat pendidikan Islam harus menunjukkan dengan jelas mengenai bidang kajiannya atau cakupan pembahasannya.
Mempelajari filsafat pendidikan Islam berarti memasuki arena pemikiran yang mendasar, sistematik. logis, dan menyeluruh (universal) tentang pendidikan, yang tidak hanya dilatar belakangi oleh pengetahuan agama Islam saja, melainkan menuntut kita untuk mempelajari ilmu-ilmu lain yang relevan. Hal  ini memberi petunjuk bahwa ruang lingkup filsafat pendidikan islam adalah masalah-masalah yang terdapat dalam kegiatan pendidikan, seperti maslaah tujuan pendidikan, masalah guru, kurikulum, metode dan lingkungan.
Ruang lingkup Filsafat Pendidikan adalah sebagai berikut:
1.      Pendidik;
2.      Murid atau anak didik;
3.      Materi pendidikan;
4.      Perbuatan mendidik;
5.      Metode pendidikan;
6.      Tujuan pendidikan;
7.      Evaluasi pendidikan;
8.      Alat-alat pendidkan;
9.      Lingkungan pendidikan;
Untuk lebih jelasnya, berikut dijelaskan satu persatu.
1.      Para pendidik adalah para guru, orang tua, tokoh masyarakat dan siapa saja yang memfungsikan dirinya untuk mendidik. Siapa saja dapat menjadi pendidik dan melakukan upaya untuk mendidik secara formal  maupun nonformal. Para pendidik haruslah orang yang bisa diteladani. Orang yang membina, mengarahkan, menuntut, dan mengembangkan minat, serta bakat anak didik agar tujuan pendidikan tercapai dengan baik.[4]
2.      Anak didik secara filosofis merupakan objek para pendidik dalam melakukan tindakan yang bersifat mendidik. Dikaji dari beberapa segi, seperti usia anak didik, kondisi ekonomi keluarga, minat dan bakat anak didik, serta tingkat intelegensinya. Dengan cara ini, tindakan pendidikan akan mengutamakan fleksibelitas dalam mendidik. Anak didik merupakan subjek pendidikan, yaitu orang yang menjalankan dan mengamalkan materi pendidikan yang diberikan oleh pendidik. Perkembangan anak didik harus memperoleh perhatian yang serius karena semua anak didik mengalami masa-masa pertumbuhan dan perkembangan, baik secara lahiriah maupun batiniah, secara fisikal maupun mentalitasnya. Dengan demikian agar pendidikan dapat berhasil dengan sebaik-sebaiknya, jalan pendidikan yang di tempuh harus sesuai dengan perkembangan anak didik. Anak didik, metode pendidikan, evaluasi pendidikan, dan proses belajar mengajar merupakan ruang lingkup kajian filsafat pendidikan.
3.      Materi pendidikan, yaitu bahan-bahan atau pengalaman-pengalaman yang disusun sedemikian rupa (dengan susuna yang lazim dan logis) untuk disajikan atau disampaikan kepada anak didik. Materi pendidikan sebaiknya dirumuskan dari kumpulan pengalaman dan proses rasionalisasi yang juga dilengkapi muatan kultural masyarakat yang hidup dari zaman ke zaman sehingga pendidikan yang diberikan anak didik menjadi hidup dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pandangan hidup suatu bangsa dan Negara.
Secara filosofis, filsafat pendidikan menyuguhkan materi-materi kependidikan yang berhubungan dengan hal-hal berikut:
a.       Segala sesuatu yang yang bersifat metafisik yang tidak dapat dilihat oleh mata manusia
b.      Alam semesta yang fisikal dan terbentuk oleh hokum perubahan
c.       Segala sesuatu yang rasional dan irasional
d.      Semua yang bersifat natural dan supra natural
e.       Akal, rasa, fikiran dan persepsi
f.       Hakikat yang terbatas dan tak terbatas
g.      Teori pengetahuan pada semua keberadaan pengetahuan manusia
h.      Fungsi dan manfaat segala sesuatu yang didambakan dan di hindarinya
4.      Perbuatan mendidik adalah seluruh kegiatan, tindakan, perbuatan dan sikap yang dilakukan oleh pendidik sewaktu menghadapi atau mengasuh anak didiknya yang disebut dengan tahzib. Mendidik, artinya maningkatkan pemahaman anak didik tentang kehidupan, mendalami pemahaman terhadap ilmu pengetahuan dan manfaatnya untuk diterapkan dalam kehidupan nyata dan sebagai pandangan hidup. Filsafat pendidikan mengkaji berbagai faktor yang menjadi sebab dan akibat manusia membutuhkan ilmu pengetahuan, baik ilmu yang bersifat lahiriah maupu yang bersifat batiniaah.
5.      Metode pendidikan, yaitu strategi yang relevan  yang dilakukan oleh dunia pendidikan pada saat menyampaikan materi pendidikan kepada anak didik. Metode berfungsi mengolah, menysun dan menyajikan materi pendidikan tersebut dapat dengan mudah diterima dan dimiliki oleh anak didik.
6.      Evaluasi dan tujuan pendidikan. Evaluasi yaitu system penilaian yang diterapkan kepada anak didik, untuk mengetahui keberhasilan pendidikan yang dilaksanakan. Evaluasi pendidikan sangat bergantung pada tujuan pendidikan. Jika tujuannya membentuk siswa yang kreatif, cerdas, beriman, dan bertakwa, sistem evaluasi yang dioperasionalkan harus mengarah pada tujuan yang dimaksudkan. Dengan demikian, pendidikan yang dilaksanakan benar-benar memberikan hasil yang aplikatif bagi kehidupan siswa dan manfaat yang besar pada masa depan.
7.      Alat-alat pendidikan dan lingkungan pendidikan merupakan fasilitas yang digunakan untuk mendukung terlaksananya pendidikan. Lingkungan pendidikan adalah segala sesuatu yang terdapat disekitar lingkungan pendidikan yang mendukung terealisasinya pendidikan.[5]
Pemahaman mendalam yang dijadikan fokus utama kepada anak didik adalah filsafat tentang Tuhan yakni Allah SWT. Sebagai pencipta segala sesuatu, dan  segala sesuatu yang diciptakannya akan musnah, kecuali Allah. Paham ini akan melahirkan teori relatifitas atau kenisbian. Bahkan manusia sendiri bagian dari alam yang bersifat relative dan karena relatifitasnya, manusia dididik untuk memiliki kesadaran tentang saat-saat menuju ketiadaannya, yakni kematian yang menjadi pintu menuju ke alam yang kekal. Dengan demikian, menyajikan materi ketauhidan merupakan langkah prinsipil untuk meningkatkan kesadaran emosional dan spiritual anak didik.
Setelah pendidikan tentang ketauhidan adalah pendidikan tentang manusia. Secara filosofis, pendidikan tentang manusia berkaitan dengan jati diri manusia sebagai satu-satunya makhluk Allah yang diciptakan dengan sangat sempurna, ideal, dan makhluk yang berfikir. Betapa mengherankan apabila manusia sebagai makhluk yang berfikir tetapi enggan menuntut ilmu. Itu artinya, manusia telah menyia-nyiakan jati dirinya sendiri. Dengan akal, manusia memperoleh pendidikan dan pendidikan pun diwujudkan karena adanya manusia.
Setelah manusia sebagai bagian penyajian  dari filsafat pendidikan, selanjutnya adalah tentang alam dan ilmu pengetahuan. Alam diciptakan Allah untuk manusia, dan manusia berkawajiban menjaga dan mengambil manfaat sebaik mungkin dari alam. Akan tetapi manusia tidak akan mampu memberdayakan alam tanpa ilmu pengetahuan. Oleh sebab itu alam dan ilmu pengetahuan tidak bisa dipisahkan.

C.    Kegunaan Filsafat Pendidikan Islam
Kegunaan filsafat secara umum ialah untuk memperoleh pengertian (makna) dan untuk menjelaskan gejala atau peristiwa alam dan sosial. Itu berarti orang yang berfilsafat harus berpikir obyektif atas hal-hal yang obyektif, bukan menghayal.
Dari situlah para ahli dibidang tersebut telah banyak meneliti secara teoritis mengenai kegunaan Filsafat Pendidikan Islam. Umar Muhammad Al-Tomi Al-Saidany misalnya mengemukakan tiga manfaat dari mempelajari Filsafat Pendidikan Islam tersebut sebagai berikut:
1.      Filsafat pendidikan itu dapat menolong para perancang pendidikan dan orang-orang yang melaksanakannya dalam suatu Negara untuk membentuk pemikiran sehat terhadap proses pendidikan. Disamping itu dia dapat menolong terhadap tujuan-tujuan dan fungsi-fungsinya serta meningkatkan mutu penyelesaian masalah pendidikan dan peningkatan tindakan dan keputusan termasuk rancangan-rancangan pendidikan mereka. Selain itu ia juga berguna untuk memperbaiki peningkatan pelaksanaan pendidikan serta faedah dan cara mereka mengajar yang mencangkup penilaian, pembimbingan dan penyuluhan.
2.      Filsafat pendidikan dapat menjadi asas yang terbaik untuk penilaian pendidikan dalam arti yang menyeluruh. Penilaian pendidikan itu dianggap persoalan yang perlu bagi setiap pengajaran yang baik. Dalam pengertian yang terbaru penilaian pendidikan meliputi segala usaha dan kegiatan yang dilakukan oleh sekolah, institusi pendidikan secara umum untuk mendidik angkatan baru dan warga Negara dan segala yang berkaitan dengan filsafat.
3.      Filsafat pendidikan akan menolong dalam memberikan pendalaman pemikiran bagi faktor-faktor spiritual, kebudayaan, social, ekonomi, dan politik dinegara kita
Selain hal-hal yang tersebut diatas,  kegunaan Filsafat Pendidikan Islam menurut Prof. Mohammad Athiyah Abrosyi dalam kajiannya tentang pendidikan Islam telah menyimpulkan 5 kegunaan yang asasi bagi pendidikan Islam, yaitu:
1.      Dapat membantu pembentukan akhlak yang mulia. Islam menetapkan bahwa pendidikan akhlak adalah jiwa pendidikan Islam.
2.      Berguna untuk  Persiapan kehidupan dunia dan kehidupan akhirat. Pendidikan Islam tidak hanya menaruh perhatian pada segi keagaman saja dan tidak hanya dari segi keduniaan saja, tetapi dia menaruh perhatian kepada keduannya sekaligus.
3.      Menumbuhkan ruh ilmiah pada pelajaran dan memuaskan untuk mengetahui dan memungkinkan ia mengkaji ilmu bukan sekedar sebagai ilmu. Dan juga agar menumbuhkan minat pada sains, sastra, kesenian, dalam berbagai jenisnya.
4.      Menyiapkan pelajar dari segi professional, teknis, dan perusahaan supaya ia dapat menguasai profesi tertentu, teknis tertenu dan perusahaan tertentu, supaya dapat iamencari rezeki dalam hidup dengan mulia di samping memelihara dari segi kerohanian dan keagamaan.
5.      Persiapan mencari rezeki dan pemeliharaan segi-segi kemanfaatan. Pendidikan Islam tidaklah semuanya bersifat agama atau akhlak, sprituil semata-mata, tetapi menaruh perhatian pada segi-segi kemanfaatan pada tujuan-tujuan, kurikulum, aktivitasnya.
Tidak jauh dari hal diatas, Sumber yang lain juga menjelaskan bahwa mempelajari filsafat pandidikan Islam memiliki beberapa kegunaan sebagai berikut:
1.      Filsafat pendidikan Islam dapat membantu para perencana dan para pelaksana pendidikan untuk membentuk suatu pemikiran yang sehat tentang pendidikan.
2.      Filsafat pendidikan Islam merupakan asas bagi upaya menentukan berbagai kebijakan pendidikan.
3.      Filsafat pendidikan dapat dijadikan asas bagi upaya menilai keberhasilan pendidikan.
4.      Filsafat pendidikan dapat dijadikan sandaran intelektual bagi mereka yang berkecimpung dalam dunia praksis pendidikan. Sandaran ini digunakan sebagai bimbingan ditengah-tengah maraknya berbagai aliran atau system pendidikan yang ada.
5.      Filsafat pendidikan Islam dapat dijadikan dasar bagi upaya pemberian pemikiran pendidikan dalam hubungannya dengan masalah spiritual, kebudayaan, social, ekonomi, dan politik.
Berdasar pada kutipan diatas timbul kesan bahwa kegunaan dan fungsi filsafat pendidikan Islam ternyata sangat strategis, dia seolah-olah menjadi acuan dalam memecahkan permasalahan dalam pendidikan. Hal ini disebabkan karena yang diselesaikan filsafat pendidikan Islam itu adalah bidang filosofinya yang menjadi akar dai setiap permasalahan kependidikan.
Dalam berpedoman pada filsafat pendidikan setiap masalah pendidikan akan dapat dipecahkan secara benar, dan tidak asal-asalan, tambal sulam atau sepotong-sepotong. Melihat demikian besar jasa yang dimainkan oleh filsafat,tidak mengherankan jika seharusnya filsafat pendidikan, amaliah pendidikan, dan pengajaran mendapat penghargaan dan penghormatan dari pihak-pihak pelajar, para guru, dan orang-orang yang berkiprah dalam bidang pendidikan. Dengan penghargaan dalam arti memanfaatkan jasa filsafat pendidikan sebaik-baiknya, mereka akan memiliki sandaran dan rujukan intelektual yang berguna untuk membela tindakan-tindakannya dalam bidang pendidikan dan pengajaran.
Filsafat pendidikan dapat menjadi pegangan pelaksanaan pendidikan yang menghasilkan generasi-generasi baru yang berkepribadian Muslim. Generasi-generasi baru ini selanjutnya akan mengembangkan usaha-usaha pendidikan dan mungkin mengadakan penyempurnaan atau penyusunan kembali filsafat yang mendasari usaha-usaha pendidikan itu sehingga membawa hasil yang lebih besar.

BAB III
KESIMPULAN

Islam dengan sumber ajarannya al-Qur'an dan al-Hadits yang diperkaya oleh penafsiran para ulama ternyata telah menunjukkan dengan jelas dan tinggi terhadap berbagai masalah yang terdapat dalam bidang pendidikan.karenanya tidak heran untuk kita katakana bahwa secara epistimologis Islam memiliki konsep yang khas tentang pendidikan, yakni pendidikan Islam. Demikian pula pemikiran filsafat Islam yang diwariskan para filosof muslim sangat kaya dengan bahan-bahan yang dijadikan rujukan guna membangun filsafat pendidikan Islam. Konsep ini segera akan memberikan warna tersendiri teradap dunia pendidikan jika diterapkan secara konsisten.namun demikian adan ya pandangan tersebut bukan berarti Islam bersikap ekslusif.
 Rumusan,ide dan gagasan mengenai kependidikan yang dari luar dapat saja diterima oleh Islam apabila mengandung persamaan dalam hal prinsip, atau paling kurang tidak bertentangan. Tugas kita selanjutnya adalah melanjutkan penggalian secara intensif terhadap apa yang telah di lakukan oleh para ahli, karena apayang dirumuskan para ahli tidak lebih sebagai bahan perbandingan, zaman sekarang berbeda dengan zaman mereka dahulu. Karena itu upaya penggalian masalah kependidikan ini tidak boleh terhenti, jika kita sepakat bahwa pendidikan Islam ingin eksis ditengah tengan percaturan global.

                                                                          



'







DAFTAR PUSTAKA

Drs. Hasan Basri, M.Ag.Filsafat Pendidikan Islam. Bandung: Pustaka Setia,2009
Nur Uhbiyati.Ilmu Pendidikan Islam.Bandung: Pustaka Setia,2005
Drs. Anas Salahudin, filsafat pendidikan. Bandung: Pustaka Setia ,2011
Dr. Redja Mudyahardjo, Filsafat Ilmu Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakaarya,2012






[1] Hasan basri,Filsafat Pendidika Islam.Bandung: pustaka setia.2009, hal.9
[2] Anas Salahudin,filsafat Pebdidikan.Bandung: Pustaka Setia.2011, hal.11
[3] Redja Mudyahardjo, Filsafat Ilmu Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakaarya,2012.hal.45
[4] Nur Uhbiyati.Ilmu Pendidikan Islam.Bandung: Pustaka Setia,2005. Hal 14
[5] Anas Salahudin, Filsafat Pendidikan, Bandung:Pustaka Setia,2011, hal.24-26

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PENGERTIAN, RUANG LINGKUP DAN FUNGSI PSIKOLOGI ISLAM

PENGERTIAN, RUANG LINGKUP DAN KEGUNAAN FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM

PENGERTIAN PSIKOLOGI ISLAM