Saridjah Niung (Ibu Soed) Pencipta Lagu Anak
Saridjah Niung
(Ibu Soed) Pencipta Lagu Anak
By Admin
PadamuPosted on 7 Mei 2016
Sesaat, Saridjah
Niung duduk termenung melihat oleh banyaknya anak-anak didik di HIS
(Hollandsch-Inlandsche School, sekolah Belanda untuk orang pribumi pada zaman
penjajahan Belanda) tampak kurang bahagia. Beliau mencoba membuat suasana agar
lebih menyenangkan dengan menciptakan dan mengajarkan lagu-lagu yang berbahasa
Indonesia dengan lirik yang mudah dimengerti daripada lagu-lagu berbahasa
Belanda, kepada siswanya.
Saridjah Niung
(Ibu Soed)
Dengan alasan
tersebut, wanita yang menyelesaikan pendidikan guru di Kweek School, Bandung,
mulai menciptakan lagu untuk anak-anak Indonesia saat mengajar di beberapa HIS
tahun 1925-1941. Di sini Saridjah Niung mulai mengajar anak-anak menyanyi lagu
berbahasa Indonesia untuk memberi kegembiraan kepada siswanya, sekaligus
menggali kemampuan imajinasi dan khayalan mereka untuk dapat berbakti,
mencintai dan membuat jaya bangsa dan tanah air.
Lebih dari 200
lagu anak-anak telah diciptakan oleh Saridjah Niung dan sampai saat ini masih
digunakan sebagai materi belajar menyanyi terutama di TK dan sekolah
dasar. Sebut saja, Tik Tik Bunyi Hujan,
Hai Becak, Menanam Jagung, Burung Kutilang, Nenek Moyang dan Kupu-kupu.
Meskipun, lagu ciptaan Beliau banyak yang tidak terselamatkan, beberapa lagu
anak menjadi legendaris di Indonesia.
Sebagai orang
yang hidup di zaman penjajahan Belanda, rasa patriotisme Saridjah Niung timbul
dan diwujudkan dalam bentuk lagu yang bertema rasa patriotisme dan semangat
cinta kepada tanah air. Berkibarlah Benderaku, Bendera Merah Putih, Tanah Airku
merupakan beberapa karya Beliau yang telah menjadi lagu wajib di Indonesia.
Sosok Saridjah
Niung (Ibu Soed)
Saridjah Niung
lahir di Sukabumi, Jawa Barat, pada 26 Maret 1908, anak bungsu dari 13 saudara,
keluarga seorang pelaut asal Bugis, Mohamad Niung. Mohamad Niung yang meninggalkan
profesi sebagai pelaut dan bekerja sebagai pengawal Prof. Dr. Mr. J.F. Kramer,
seorang pensiunan Wakil Ketua Kejaksaan Tinggi pada waktu itu, yang merupakan
seorang Indo Belanda. Saridjah Niung oleh J.F. Kramer sangat disayangi dan
dianggap sebagai anak angkat.
Ibu Sud at
household goods exhibition
Ibu Sud at
household goods exhibition – Ch Sj Dt Tumenggung. 1953
Dari ayah
angkatnya, Saridjah belajar seni suara dan bermain musik biola. Untuk
memperdalam ilmu seni suara dan musik, Saridjah belajar di sekolah pendidikan
guru Hoogere Kweek School (HKS) Bandung. Setelah menyelesaikan masa pendidikan,
Beliau mengajar di Hollandsch-Inlandsche School (HIS) sebagai guru seni suara.
Dari sinilah, Saridjah Niung mulai menciptakan banyak lagu.
Pada tahun 1927,
Saridjah Niung menikah dengan Raden Bintang Soedibjo seorang pengusaha. Sesuai
dengan adat, nama berubah menjadi Saridjah Niung Bintang Soedibjo dan akrab
dipanggil dengan sebutan “Ibu Soed” (ejaan baru: Ibu Sud) singkatan dari
Soedibjo nama suaminya. Dari pernikahannya, dikaruniai tiga orang putri.
Ibu Soed (ejaan
baru: Ibu Sud) bukan hanya piawai dalam seni suara saja, Beliau juga pernah
menulis naskah drama dan piawai dalam seni batik. Belau juga aktif dalam
pergerakan Nasional, bahkan saat pertama kali Lagu Indonesia Raya
dikumandangkan di Gedung Pemuda 28 Oktober 1928, Ibu Soed turut mengiringi
bersama W.R. Supratman. Ibu Sud juga aktif
sebagai pengasuh siaran anak-anak di berbagai pemancar siaran radio
(1927-1962).
Ibu Soed wafat tahun 1993, pada usia 85 tahun.
Pemerintah Indonesia memberi penghargaan Satya Lencana Kebudayaan dan dari MURI
memberi penghargaan Empu Lagu Anak-Anak Indonesia karena menciptakan 480 lagu
anak-anak Indonesia dan Perintis Batik Terang Bulan Konsepsi Bung Karno untuk
menciptakan batik khas Indonesia.
Komentar
Posting Komentar