TAK PERLU REPOT CUKUP DENGAN TAHU
TAK PERLU REPOT CUKUP DENGAN TAHU
Oleh
: Adi Riyansah
Diperingati pada tanggal yang
berbeda-beda di setiap Negara begitupun cara perayaannya, Sebagai suatu
penghormatan atas jasa-jasa yang diberikan kepada setiap peserta didiknya
Namun keunikan tersendiri yang menjadi
cirikhas pada Hari Guru Nasional (HGN) bukanlah hari libur resmi karena upacaralah
yang menjadi bentuk peringatan di sekolah-sekolah dan pemberian hormat atas jasa
kepada guru, kepala sekolah, dan perangkat sekolah lainnya.
Di Indonesia sendiri jatuhnya peringatan
HGN pada tanggal 25 November, namun untuk internasional sendiri dari tahun 1994
Hari Guru sedunia itu bertepatan pada tanggal 5 Oktober.
Perlahan ku mencoba tuk termenung sejenak
mengingat dan membuka kembali lembaran-lembaran kenangan yang kini masih
tersusun rapi di loker-loker kepalaku mlihat senyummu seakan-akan aku telah
melihat sinar rembulan di malam hari kau telah mengajariku arti dari rasa
empati, tolong-menolong antar sesama, berbagi dengan yang membutuhkan, bahkan
berjuang untuk mengngorbankan walu kita sendiri membutuhkan.
26 Maret 1908 adalah hari kelahiran
pahlawan bangsa yang telah memperhatikan pendidikan dan kependidikan di
Indonesia anak bungsu dari 13 saudara, keluarga seorang pelaut asal Bugis,
Mohamad Niung sebut saja ia Saridjah Niung wanita pembela negara.
Seperti yang dikisahkan pada salah
satu situs pendidikan “Padamu Pendidikan Indonesia” yang di posting oleh Admin
Padamu pada 7 Mei 2016
“Sesaat, Saridjah Niung duduk termenung
melihat oleh banyaknya anak-anak didik di HIS (Hollandsch-Inlandsche School, sekolah
Belanda untuk orang pribumi pada zaman penjajahan Belanda) tampak kurang
bahagia. Beliau mencoba membuat suasana agar lebih menyenangkan dengan
menciptakan dan mengajarkan lagu-lagu yang berbahasa Indonesia dengan lirik
yang mudah dimengerti daripada lagu-lagu berbahasa Belanda, kepada siswanya.”
Pada hari ini
Ahad 3 Maret 2017 bukanlah hari besar para guru namun setidaknya kita tahu
bahwa hari ini adalah hari kelahiran salah satu dari berjuta orang yang telah
menjadi pendongkrak kemajuan pendidikan di Indonesia.
Sebagai bangsa
yang dikenal sebagai bangsa yang rakyatnya berbudi luhur tidak perlu dengan
acara yang sepesial untuk memperingati hari kelahirannya setidaknya cukup hanya
dengan mengetahui bahwa hari ini adalah hari kelahiranya.
Sekilas sejarah
menyatakan tahun 1927, Saridjah Niung menikah dengan Raden Bintang Soedibjo
seorang pengusaha. Sesuai dengan adat, nama berubah menjadi Saridjah Niung
Bintang Soedibjo dan akrab dipanggil dengan sebutan “Ibu Soed” (ejaan baru: Ibu
Sud) singkatan dari Soedibjo nama suaminya. Dari pernikahannya, dikaruniai tiga
orang putri.
Ibu Soed (ejaan
baru: Ibu Sud) bukan hanya piawai dalam seni suara saja, Beliau juga pernah
menulis naskah drama dan piawai dalam seni batik. Belau juga aktif dalam
pergerakan Nasional, bahkan saat pertama kali Lagu Indonesia Raya
dikumandangkan di Gedung Pemuda 28 Oktober 1928, Ibu Soed turut mengiringi
bersama W.R. Supratman. Ibu Sud juga aktif
sebagai pengasuh siaran anak-anak di berbagai pemancar siaran radio
(1927-1962).
Ibu Soed wafat
tahun 1993, pada usia 85 tahun. Pemerintah Indonesia memberi penghargaan Satya
Lencana Kebudayaan dan dari MURI memberi penghargaan Empu Lagu Anak-Anak
Indonesia karena menciptakan 480 lagu anak-anak Indonesia dan Perintis Batik
Terang Bulan Konsepsi Bung Karno untuk menciptakan batik khas Indonesia.
Komentar
Posting Komentar