TIDAK KEDUANYA TAPI UNTUK MEREKA
TIDAK KEDUANYA TAPI UNTUK MEREKA
Oleh : Adi Riyansah
Kepemimpinan itu
dimulai dengan hati bukan dengan kepala. “Pilkada DKI Jakarta” pristiwa yang menadi fenomenal di Indonesia baik hari kemarin hingga hari
sekarang. Semua media massa
memberikan infomasi terbaru tentang pilkada DKI Jakarta untuk semua masyarakat Indonesia terkhusus DKI Jakarta khalayak masyarakat dapat mengetahui perkembangan pelaksaan pemilihan cagub mereka.
Sedikit menjadi pertanyaan dan hanya
sekedar mengamati dan bingung dengan beberapa keadian akibat dari Pilkada DKI Jakarta mengapa pesta demokrasi
tersebut menadi sorotan utama pada masyarakat luas bahkan juga oleh masyarakat
luar Jakarta dalam salah satu ungkapan menyatakan ‘pilkada serasa pilpres’
Pemimpin seperti apakah yang
terbaik untuk DKI
Jakarta, segelintir
pemikiran telah ada di dalam otak ini
dan menggambarkan siapa dirinya.
Apakah para calon guberur ini, mewakili gambaran masyarakat DKI Jakarta sediri, pemimpin seperti apakah yang akan mengubah wajah DKI Jakarta, sehingga DKI Jakarta dapat menjadi daerah yang kita banggakan alias tidak banjir ataupun
macet.
Ujar Bagus Dwi Prabowo mahasiswa STIQ An Nur Bantul
Yogyakarta banyak pemimpin yang
duduk di posisi pemimpin tapi tidak tahu bagaimana harus memimpin ada pemimpin tapi tidak ada kepemimpinan
Mungkin terlihat
sebagai sesuatu yang membanggakan dan sangat menggiurkan untuk menjadi orang
nomor satu. Tapi apakah sesuatu yang membanggakan seperti itu harus dikejar
dengan semua usaha yang menggunakan otak (segala cara ia lakukan agar dapat
menjadi pemenang) untuk membangun proses dan menciptakan kesempatan untuk
membawa diri ke puncak pimpinan? Kepemimpinan yang dimulai dengan kepala
hanyalah seorang pemimpin gadungan.
Hanya sekedar kabar -Liputan6.com, Jakarta- Masa
kampanye Pilkada DKI Jakarta putaran dua yang
berlangsung 7 Maret berakhir hari ini, 15 April 2017. Sejumlah paparan program
kerja dan janji politik dilontarkan dua calon yang akan bersaing, yakni Basuki
Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat (Ahok-Djarot) dan Anies Baswedan-Sandiaga
Uno (Anies-Sandi).
"Sebanyak
67,3 persen masyarakat
menilai program kerja Ahok-Djarot menarik, sementara, Anies-Sandi diminati
sebanyak 71,2 persen masyarakat Ibu Kota," ujar Koordinator
Indonesia Network Election Survei (INES), Sutisna dalam keterangan tertulis,
Sabtu (15/4/2017).
Menurut
Sutisna, dari hasil Survei lembaganya ketika ditanyakan kepada masyarakat
Jakarta, pasangan mana yang akan dipilih nanti pada saat pencoblosan, hasilnya
57,2 persen masyarakat Jakarta akan memilih Anies-Sandi. Sedangkan yang akan
memilih Ahok - Djarot sebanyak 40,2 persen dan 2,6 persen menyatakan absen.
"Dari
survei itu artinya bisa diprediksi pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno akan
terpilih sebagai Kepala Daerah Jakarta yang baru," kata dia.
Survei
INES digelar sejak 6 hingga 13 April 2017 dengan sampel 2.660 warga Jakarta
yang memiliki Hak pilih dan tercantum namanya dalam DPT pada Pilkada DKI Jakarta putaran kedua
pada 19 April 2107.
Lantas,
apakah dengan terpilihnya program
kerja pasangan Anies-Sandi sebagai program unggul
telah menawab siapa yang akan sukses memimpin DKI Jakarta.
Seseorang yang punya
integritas memiliki kehidupan yang terintegrasi. Seorang pemimpin perlu
diperhatikan kehidupannya. Apakah dia mampu memimpin keluarganya, karena itu
akan menunjukkan kemampuannya memimpin komunitas yang lebih besar. Kita sudah
memiliki pemimpin sebelumnya untuk dievaluasi, bagaimana dia memimpin
keluarganya (masyarakat
DKI Jakarta).
Komentar
Posting Komentar